Minggu, 06 September 2009

Kapan Impian Nanoteknologi Bisa Terwujud ?

Dana riset di Amerika Serikat terus melambung

Akhir-akhir ini nanoteknologi telah menjadi salah satu trend sains yang amat populer di dunia. Terutama di Amerika Serikat, saat ini telah tumbuh sekitar 30 pusat penelitian nanoteknologi yang tersebar di berbagai tempat, termasuk di dalam lingkungan universitas. Menjadi pertanyaan besar bagi orang awam, mampukan nanoteknologist memenuhi ambisinya dalam mencapai gol tujuannya.

Sejak pidato Presiden Amerika Serikat Bill Clinton tahun lalu, yang mencanangkan iptek skala nano sebagai satu topik riset prioritas tertinggi di Amerika Serikat, bidang ini terus tumbuh berkembang dengan pesat. Bersamaan dengan pidatonya, Bill Clinton membentuk NNI (The National Nanotechnology Initiative). Sejak itu dana-dana riset dengan jumlah besar meluncur ke peneliti di bidang nanosains dan nanoengineering. Tahun ini saja, anggaran riset nanoteknologi mencapai angka 422 juta US dolar. Jumlah ini naik tajam 56% dibanding dana riset nanoteknologi tahun 2000 yang lalu. Pihak NNI telah mencanangkan kenaikan kembali dana riset nanoteknologi ini sebesar 23% pada tahun 2002. Perlu diketahui presiden Amerika Serikat Bush sedang berusaha menekan dan memotong berbagai dana riset pada lembaga-lembaga riset milik pemerintah.

Dengan hadirnya dukungan dana yang besar, nanoteknologi telah menjadi satu disiplin baru dalam bidang iptek yang cukup energik dan mampu menghubungkan berbagai disiplin ilmu. Bahkan dalam hal anggaran dana riset, nanoteknologi mampu membayangi bidang riset lain yang memiliki jumlah riset yang cukup besar, yakni riset bidang biomedical dan hankam. Riset biomedical sedang sibuk mencari tahu mekanisme dan penyembuhan penyakit kanker, AIDS dan sebagainya, terakhir sampai ke arah kloning. Di lain pihak, riset hankam sibuk membuat senjata-senjata jenis baru. Lalu apa yang telah diperbuat oleh riset nanoteknologi dengan dana sebesar itu ?

Lucunya, banyak di antara ilmuwan yang dulunya menamakan dirinya sebagai material scientist atau chemist, sekarang justru ramai-ramai berpindah ke bidang baru yang berlimpah dana ini, dan serta merta mengubah status dirinya sebagai nanoteknologist. Kritik pedas disampaikan oleh majalah Scientific American edisi bulan ini. Menurut majalah tersebut, peneliti tinggal memikirkan material ukuran kecil (nano) yang terlihat sepintas useful, maka dengan mudah dana riset akan meluncur kepadanya.

Bisa jadi pada saat pencanangan NNI, perumpamaan yang diberikan oleh Clinton mengenai nanosains dan nanoengineering terlalu jauh melampaui batas kemampuan saat ini. Selain bidang nanoteknologi yang cakupannya memang luas, riset-riset dasar yang menunjang nanoteknologi masih terlalu baru Ibaratnya masih seperti bayi yang baru belajar berjalan. Editor majalah Scientific American mengatakan, kita masih butuh waktu 20 tahun lagi untuk mencapai ambisi nanoteknologist. Dalam laporan CRS (Congressional Research Service) tahun 2000 yang lalu, disebutkan bahwa nanoteknologi menjanjikan masa depan yang besar, namun cerita-cerita hyperbola yang sering disebut oleh nanoteknologist masih belum pas dengan keadaan sains saat ini. Disebutkan pula bahwa beberapa ilmuwan mengakui sendiri bahwa definisi dari nanoteknologi itu sendiri masih terlalu bias. Berbagai kritik dan saran menjadi catatan tersendiri bagi nanoteknologist, agar impian mereka benar-benar terwujud, tentu saja tidak sekedar impian sekecil nano.

Sumber :
Berita Iptek, dalam :
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/kapan-impian-nanoteknologi-bisa-terwujud/
6 September 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar